Sabtu, 20 April 2013

PEDULI TERHADAP KAUM PEREMPUAN





Hari Minggu mendatang , tepatnya tanggal 21 April 2013. Bangsa Indonesia, khususnya kaum perempuan kembali memperingati hari Kartini. Hari jadi bagi perjuangan emansipasi sekaligus hari pemberian gelar pahlawan nasional kepada R.A Kartini. meski menuai banyak kontraversi, namun hari yang telah di tetapkan sejak tanggal 2 Mei 1964 ini tak pernah luput dari perayaan. Bahkan tak sedikit perempuan Indonesia yang selalu mengadakan event saat hari kartini tiba.
Setiap tanggal 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini, disebabkan tanggal tersebut adalah hari lahir R.A. Kartini (1879 – 1904). Kartini dianggap sebagai tokoh wanita yang memperjuangkan hak-hak wanita dengan surat menyurat yang dilakukannya, yang dikumpulkan dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Ide dan pemikiran Kartini tersebut bagi sebagian orang menjadi inspirasi untuk mengangkat derajat wanita bagi bangsa Indonesia.
Perjuangan Kartini dalam melihat dirinya, sesama kaum wanita dan dunia yang lebih luas menjadi inspirasi yang tidak akan pernah mati. Inspirasi ini bahkan terus tumbuh dan mewangi hingga kini. Menghiasi kehidupan setiap wanita Indonesia. Inspirasi dari pemikiran dan kisah Kartini adalah bentuk-bentuk perjuangan yang mesti diteladani wanita dan dihormati setiap pria.
Sebab kita tahu, banyak kisah dibalik gagah dan hebatnya seorang pria, karena terlahir dan dibesarkan seorang wanita. Bila ada sebutan, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan pahlawannya. Maka tak berlebihan, bangsa hebat dan tangguh adalah bangsa yang memiliki wanita-wanita yang hebat dan tangguh pula.
Menilik pada semangat emansipasi, tak ada salahnya jika kita menengok sejenak eksistensi kartini-kartini masa kini. Di Indonesia, meski jumlahnya belum setara dengan laki-laki, Perempuan telah banyak mengukir prestasi. Beberapa diantanya bahkan telah mecapai posisi puncak dibidang yang dominan kaum pria. Uniknya, meski telah mengukir prestasi, Kartini-Kartini era baru ini tetap tak melupakan tugas utamanya sebagai perempuan.
Pakar etika, Mien Uno,pernah  mengatakan peran perempuan fleksibel dalam keluarga. Perempuan berusia 71 tahun yang selalu bersemangat ini mengungkapkan, bahwa Kartini masa kini adalah perempuan dengan delapan tangan. Delapan tangan yang dimiliki Kartini masa kini seperti dijelaskan Mien di antaranya proteksi, moral, memerhatikan edukasi, peduli pada kecantikan, mampu berkomunikasi, punya visi, merawat anak-anak, dan memerhatikan kesehatan. Untuk mampu melakukannya, perempuan perlu meningkatkan wawasan selain juga percaya diri menampilkan pribadinya.
Tak bisa dipungkiri, keberadaan Kartini masa kini tak bisa lepas dari dedikasi tinggi untuk mengabdi kepada negeri. Selain itu, kesadaran akan pendidikan dan informasi juga memberi peranan penting. Apalagi, kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan telah terbuka lebar. Hal ini semakin memberi kesempatan kepada banyak perempuan untuk berkarir di dunia luar. Tentu saja, dengan tidak menanggalkan tugas sebagai seorang perempuan juga seorang ibu.
Dibelahan lain negeri ini. Masih banyak terselip kartini-kartini lain. Mereka ada, dan tetap berkarya untuk bangsa. meski tidak terekspos, perjuangan kartini-kartini tangguh tersebut tetap berjalan. Habis Gelap Terbitlah Terang, begitu ungkap R.A Kartini dalam salah satu suratnya. Kalimat itu tentu bukan sekedar jargon. Tapi lebih seperti mantra. Agar siapapun yang membaca karyanya, terinspirasi untuk turut berkarya. Karena dengan karya, tidak akan ada lagi kaum yang diremehkan apalagi dipandang rendah seperti era R.A Kartini dulu.

Selamat Hari Kartini
"Setiap orang, tanpa peduli  latar belakangnya, berhak mendapatkan hak yang sama"
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar